PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN BANI MUGHOL DI INDIA






PERADABAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN BANI MUGHOL DI INDIA

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah :
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Dosen Pengampu : Herawati, MAg


Disusun Oleh:
ITSNA HUSNI FAJRI ( 09670020)


PRODI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2010





BAB I
PENDAHULUAN

Sejarah merupakan cerita bagian atau bagian dari masa lalu. Memahami sejarah berarti mau bercermin pada masa lalu, meniru yang baik dan meninggalkan yang tidak bermanfaat. Sejarah dan kebudayaan islam adalah salah satu dari mata kuliah yang diharapkan mampu mengarahkan kita untuk mengenal islam dimasa lalu.
Memahami sejarah kebudayaan islam akan sangat membantu seseorang dalam memahami perkembangan hokum islam, perkembangan pemikiran islam, perkembangan pemikiran filsafat, ushuludin, tasawuf, dan lain sebagainya. Agama islam, sebagaimana anda ketahui, adalah agama yang selalu sesuai dengan perkembangan zaman di mana saja. Oleh karena itulah, mealui disiplin ilmu sejarah kebudayaan islam ini, kita dapat memaklumi adanya perbedaan – perbedaan pemahaman dan praktik keagamaan islam antara satu periode dengan periode yang lainnya, dan antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Dengan demukian, sikap kita terhadap perbedaan – perbedaan pendapat dalam islam akan berbeda dengan orang tidak memahami sejarah islam. Dalam batas – batas tertentu, akan muncul di dalam diri kita sikap toleran terhadap perbedaan pendapat dalam islam.
Ilmu sejarah adalah ilmu untuk mengetahui peristiwa – peristiwa penting di masa silam. Kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud, yaitu : wujud ideal, yakni wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks ide – ide, gagasan – gagasan, nilai – nilai, norma – norma, peraturan dan sebagainya, yang kedua wujud kelakuan, yakni wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan manusia dalam masyarakat, dan yang ketiga adalah wujud benda, yakni wujud kwbudayaan sebagai benda – benda hasil karya.
Berdasarkan pengertian sejarah dan kebudayaan di atsa, kita dapat memehami bahwa ilmu sejarah dan kebudayaan islam adalah ilmu untuk mengetahui perkembangan nilai – nilai dan pemikiran dalam islam, peristiwa – peristiwa penting dalam sejarah islam merupakan aktivitas umat islam, dan hasil – hasil perbuatan mereka baik dalam bentuk lembaga – lembaga social islam maupun dalam bentuk buku dan bangunan – bangunan monumental.



BAB II
PEMBAHASAN

Masa Berdirinya Kerajaan Mughol
Kerajaan Mughol berdiri sekitar 25 tahun sesudah berdirinya Kerajaan Safawi. Jadi, Antara Kerajaan Utsman, safawi dan Mughol. Kerajaan Mughol didirikan oleh Zahruddin Babur ( 1482 – 1530 ), Cucu Timur Lenk.[1] Mughol adalah kerajaan yang termuda. Mughol bukanlah kerajaan isalm pertama di India. Awal kekuasaan islam di India terjadi pada masa Khalifah al – Walid dari Dinasti Umayyah. Penaklukan wilayah India dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah pimpina Ibnu Qasim.
Pada tahun 1020 M, Dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya di India di bawah pimpinan Sultan Mahmud dan ia berhasil menaklukan hampir semua karajaan hindhu di India dan mengislamkan sebagian masyarakatnya. Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibukota, didirikan oleh Zahhirudidin babur ( 1482 – 1530 M ). Ayahnya bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Zahruddin Babur mewarisi daerah Ferghana dari orangtuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukan Samarkand ( Kota Safawi ). Akhirnya ia pun berhasil menaklukannya pada tahun 1494 M. Kemudian pada tahun 1504 M ia berhasil menduduki Kabul ( ibukota Afghanistan ).
Setelah menaklukan Kabul, Zahruddin Babur meneruskan ekspansinya ke India. Saat itu India yang dipimpin oleh Ibrahim Lodi tengah dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintah menjadi kacau. Pada tahun 1525 M, Zahruddin babur berhasil menguasai Punjab dengan ibukota Lahore. Kemudian, ia memimpun tentaranya menuju Dalhi. Pada tanggal 21 April 1526 m, ia berhasil menaklukan Delhi dan akhirnya berdirilah Kerajaan Mughol di India.
Perkembangan Kerajaan Mughol.
Setelah Zahruddin Muhammad Babur naik tahta sebagai pendiri karajaan Mughol di India dengan menundukan Afghanistan dan Kabul pada tahun 1504, Kahandar pada tahun 1507, Punjab India [ada tahun 1525 dan tarutama tunduknya Delhi, Agra dan seluruh daerah utara India, yang bias dikatakan disinilah awal mula berdirinya karajaan Mughol di India.[2]
Babur tidak lama hidup untuk menikmati hasil – hasil kemenangannya, karena ia meninggal pada tanggal 26 Desember 1530 M. Setelah memerintah 4 tahun dengan wilayah, yang meliputi : Basakh Shan, Afghanistan, Punjab, Delhi, Daratan Bihar dan wilayah – wilayah yang membentang ke arah selatan hingga akhir pertahanan yang di tandai dengan bentang – bentang ; Biyana, Ranthambar, Gusalior dan Zhanduri. Kemudian putra tertuanya “ Hunayun : neik tahta menggantikannya.[3]
Humayun memerintah dari tahun 1530 – 1556 dengan langkah pertama yang diambilnya adalah melakukan ekspedisi militer ke benteng Kalanjar di Bundel Khan yang diperintah oleh raja Hinduyang lebih pro ke Afghanistan. Walaupun demikian. Ekspedisinya ini tidak di memperluas kekuasaannya, karena banyak daerah yang melakukan pemberontakan dan melepaskan diri, yang hal ini kemungkinan besar di sebabkan oleh dirinya sendiri yang tidak memilki kebijaksanaan politik dan ketrempilan diplomatic, juga tidak memiliki tekad dan keuletan seperti yang ayahnya miliki.
Kekalahan – kekalahan yang dialaminya dan kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh Syah Khan yang telah membangkitkan Humayun dari kelusuannya. Kekalahan yang dialaminya itu membawa ia ke Persia dan diterimadengan baik oleh rajanya. Akhirnya dengan 14.000 pasukan berkuda yang di berikan raja Tahmasp ( Persia ) dan atas keggigihannya ia dapat kembali menguasai beberapa wilayah yang telah ditaklukan ayahnya. Dan segabaimana yang terjadi pada ayahnya ia pun mengalami nasib yang sama, tidak dapat menikmati hasil – hasil perjuangannya. Ia wafat pada bulan Januari 1556 M. [4]
Adapun perkembangan – perkambangan yang tekah dicapai oleh Kerajaan Mughol ini adalah :
  1. Perkembangan di Bidang Wilayah Kekuasaan ( Militer )
Kemajuan di bidang militer atau perluasan wilayah terjadi pada masa 3 sultan selanjutnya, yaitu Akbar Khan, Jehangir dan Sultan Burungzeb ( raja Mughol VI ) sedangkan pada masa Syah Jehan berkuasa, tidak bertambah kekuasannya.[5]
  1. Perkembangan di Bidang Ilmu Pengetahuan.
Ilmu pengetahuan walaupun tidak seperti pada masa daulat Abbasiyah, tetap mengalami perkembangan terutama ilmu pengetahuan yang berhubungan erat dengan aqidah dan syariah, yang pada umunya hanya member uraian – uraian dan tambahan penjelasan terhadap kitab – kitab yang dikarang pada masa – masa sebelumnya. Selain itu berkembang pula ilmu – ilmu yang berhubungan dengan bahasa dan juga kehidupan seni budaya.
Masa Kejayaan Kerajaan Mughol
Setelah Kerajaan Mughol berdiri, Zahruddin babur herus menghadapi raja – raja Hidhu di seluruh India. Namun itu dapat diatasi oleh Zahruddin babur. Pada tahun 1530 m, Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun. Pemerintahan selanjutnya di pegang oleh anaknya yaitu Humayyun ( putra sulung babur ).[6]
Humayun memerintah selama 9 tahun ( 1530 – 539 ). Ia banyak sekali mengalami tantangan. Beberapa pemberontakan dapat ia padamkan tetapi pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher Khan di Kanauj. Humayun mengalami kekalahan dan terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia. Kemudian dengan bantuan Tahmsp ( Raja Persia ), ia mempu melawan kembali Shen Khan setelah hamper 15 tahun lamanya. Ia kembali menduduki Kerajaan Mughol pada tahun1555 M. Namun, setahun setelah itu ( 1556 M ), ia meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaannya, yaitu, Perpustakaan Din Domah.
Kemudian Humayyun digantikan oleh anaknya, Akbar yang berusia 14 tahun, karena ia masih muda maka urusan kerajaan diserahkan pada Bairam Khan, seorang Syi'ah. Pada masa inilah kerajaan Mughol mencapai masa emasnya.
Di awal pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa – sisa keturunan Sher Khan yang masih ada di Punjab. Setelah Akbar dewasa, ia mulai menyingkirkan Bairam Khan yang mempunyai pengaruh kuat dan terlalu memaksakan kepentingan aliran Siy'ah. Bairam Khan memberontak, tapi ia dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur pada tahun 1561 M.
Kemudian Akbar berhasil menguasai Chimdar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Binar, Bengal, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar dan Asirgah.
Ø  Kemajuan yang Akbar raih masih dipertahankan oleh 3 Sultan berikutnya, yaitu Jehangir ( 1605 – 1628 M ), Syeh Jehan ( 1628 – 1658 M ) dan Aurangzeb ( 1658 – 1707 M ).


Kemajuan yang diperoleh pada masa pemerintahan Akbar diantaranya :
  1. Bidang Ekonomi
    • Pertanian
Komunikasi antar petani dan pemerintahan sangat dekat sehingga banyak didirikan komunitas petani yang sukses dan berkembang. Dan saat itu Mughol barhasil mengekspor hasil pertanian dan kerajina ke Eropa, Afrika, Arabia dan Asia Tenggara.
·         Pertambangan
·         Adanya usaha memperbesar perdagangan di luar negeri.
  1. Bidang Seni
Perkembangannya sangat menonjol diantaranya yaitu karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India.
  1. Ilmu Pengetahuan
Sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan seperti perpustakaan di perbesar dll.
Ø  Kemajuan yang dicapai pada masa Sultan Jehangir ( 1605 – 1628 ) :
·         Adanya perkembangan kesenian dan kesusastraan.
·         Berdirinya bangunan – banguna megah, yaitu bangunan Tajmahal dan Masjid Roti di Agra.
Ø  Kemajuan yang di capai pada masa Aurangzeb :
·         Adanyaa pembukuan hukum islam.
·         Dalam bidang ekonomi, adanya peningkatan penghasilan negara.[7]
Kemunduran dan Runtuhnya Kerajaan Mughol
Setelah kurang lebih atau setengah abad Dinasti Mughol berada di puncak kejayaan, para pelaut Aurengzeb tidak snggup mempertahankan kebesarannya yang telah di bina oleh sultan – sultan sebelumnya. Pada abad ke – 18 M, Kerajaan Mughol mulai mamasuki masa – masa kemunduran. Kekuasaan politiknya merosot, kepemimpinan ditingkat pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindhu semakin menagncam.
Kerajaan Mughol semakin melemah setelah Inggris mulai memasuki India. Perusahaan Inggris ( EIC ) yang menanam modal di India semakin kuat mengangkat senjata melawan pemerintah Kerajaan Mughol. Peperangan berlangsung berlarut – larut dan Bahadur Syah ( Raja Mughol terakhir ) kalah dan diusir dari istana pada tahun 1858 M. Dengan demikian, berakhirlah sejarah kekuasaan Dinasti Mughol di daratan India dan Ummat Islam yang masih tinggal di sana harus mempertahankan eksistansi mereka.[8]
Faktor – factor yang menyebabkan keruntuhan Kerajaan Mughol adalah :
  • Sebab – sebab Internal antara lain :
-          Adanya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi military Inggris tidak dapat di pantau.
-          Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara.
-          Konflik agama yang sulit untuk diatasi pada masa pemerintahan Aurangzeb.
-          Semua pewaris tahta kerajaan setelah Aurangzeb adalah orang – orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan.
-          Perbedaan dan pertentangan antara agama islam dan agama Hindu.
-          Kehidupan mewah dan kebesaran istana yang telah menghansurkan sendi – sendi kerajaan Mughol yang pernah jadi kebanggaan.
-          Lemahnya kepribadian para Sultan.
-          Bangkitnya kerajaan – kerajaan Brahmana untuk memerdekakan diri.
-          Bangkitnya kerajaan – kerajaan islam bawahannya, juga sengan tujuan yang sama dengan kerajaan – kerajaan Brahmana.
  • Sebab – sebab Exsternal antara lain :
-          Serangan kerajaan Iran yang diperintah Nadir Syah pada tahun 1739, yang mengakibatkan terbunuhnya beribu – ribu penduduk muslim India.
-          Serangan Ahmad Khan Duranni ( Afghanistan ) pada tahun 1761, yang dapat Imenegakan kakuasaan Afghanistan di India kembali.
-          Adanya kekuasaan kompani Inggris, yang mulai memerintah Mughol India ketika Sultan Alam Syah berkuasa, hal ini berlangsung pada sultan – sultan selanjutnya.[9]
Kemajuan – kemajuan yang di capai oleh Kerajaan Mughol.
Kemajuan dalam bidang ekonomi detandai dengan pengembangan program pertanian, perdagangan dan pertambangan. Dalam sektor pertanian, komunikan antara petani dan pemerintah diatur dengan baik, sehingga pendapatan negara terbesar dari sektor ini.
Dalam bidang sastra, penyair yang terkenal adalah malik Muhammad Jazayi, seorang sastrawan sufi. Sejarawan istana yang muncul pada masa pemerintahan Aurangzeb bernama Abu Fadl yang mengarang kitab Akhbar Nama san Aini Akhbari.
Dalam bidang arsitektur, Mughol meninggalkan beberapa bangunan monumental yang sangat indah dan mengagumkan, di antaranya istana Fathpur Sikri di Sikri yang di bangun oleh Sultan Akbar. Taj Mahal di Agra yang di bangun oleh Syeh Jehan untuk almarhum isterinya, Majid Raya Delhi dan bangunan – banguna lain.[10]
Adapun ciri khas dari kerajaan pada masa Mughol.
Masa Mughol dalam sejarah kebudayaan islam mempunyai ciri khas sendiri, di antaranya yaitu :
-          Berpindahnya Pusat ilmu
Kegiatan ilmu yang dalam masa Abasiyah di kota baghdad, Bukhara, Naisbur, Ray, Kordova, Silvia, dan lainnya : Dalam Masa Mughol berpindah ke kota – kota Kairo, Andariyah, Usyuth, Faiyun, Damaskus, Himas, Halab, Huma lain – lain kota Mesir dan Syam.
Terkenal pula beberapa kota lain dengan muncul para Ulama Pujangga, baik dari India yang berada di bawah kekuasaan Sulthan Delhi di Asia kecil yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Mamalek dan Dinasti Usmany, ataupun di Afrika berada di bawah kekuasaan turunan Barbari, di Aceh Darussalam dengan Ibokotanya di Asia Tenggara.
-          Pendukung Sastera.
Para khalifah, para menteri, para Amir dan para dan para pembesar lainnya, tidak lagi menjadi pencipta dan pendukung sastera tidak lagi menjadi penggemar ilmu. Mereka hanya mebuk kekuasaan. Mereka tidak lagi member kedudukan terhormat kepada para penyair dan para pujangga, karena mereka telah terbenam dalam kesibikan harta dan membangun tentara.[11]
Kalaupun mereka ada mementingkan ilmu, hanyalah ilmu thib untuk memelihara kesehatan dan ilmu hitung untuk memilih waktu.
Adapun para Sulthan tueunan Turki di Mesir, dengan sebab kecintaan mereka kepada ilmu dan membantu kegiatan para ulama dan ahli ilmu, maka telah di larang sebagai kitab tentang sejarah dan sastera yang dipersembahkan kepada mereka.
-          Ilmu – ilmu baru
Dalam masa ini, mulai matang ilmu umran ( sosioligy ) dan falsafah tarikh ( Philosophy of History ) dengan munculnya Muqaddimah Ibnu Khaldun, sebagai kitab pertama dalam bidang ini.
Juga dalam masa ini, disempurnakan penyusunan Ilmu politik, ilmu tata usaha, ilmu peperangan, ilmu kritik sejarah.
Di samping lahirnya ilmu – imlu baru, juga dalam masa Mughol, membanjiri berbagau gelar kebesaran di muka nama para pembesar dan ulama, sementara ibarat karangan menjadi sulit dan uslub bersajak yang hampa semakin banyak.
-          Kurangnya Kutub khanah
Dalam zaman ini, banyak kutubkhanah – kutugkhanah yang menjadi musnah bersama segala kitabnya, karena terbang atau tenggelam di tengah – yangah suasana yang kacau penaklukan Mughol di Timur dan penyerangan Spanyol barat.
Sebelum itupun telah terjadi pemusnahan kitab – kitab dan kutubkhanah sebagai akibat terjadinya pertentangan sengit antara firqah – firqah agama.
Di samping hilangnya kitab – kitab karena pemusnahan , Juga terjadi sebagai akibat dari memburuknya kertas mengaburnya tinta.[12]
-          Memperbanyak sekolah dan Mausu’at
Dalam zaman ini, sekolah – sekolah yang teratur tumbuh suburnya, terutama di Mesir dan Syam, dan yang menjdi Mausu’atnya, yaitu Kairo dan Damaskus.
Pembangunan sekolah pertama di Syam, yaitu Sulthan Nuruddin Zanky, yang kenudian di ikuti oleh para raja dan Sulthan sesudahnya. [13]
Berdirilah berbagai corak sekolah, baik oleh karena perbedaan mahzab, ataupun oleh karena kekhususan ilmu. Misalnya : Sekolah untik ilmu tafsir dan hadis, ada sekolah untuk fiqh sebagai mahzab, ada sekolah untuk ilmu thib dan falsafah, sekolah untuk ilmu riyadliyaat ( ilmu pasti, ilmu music dan ilmu – ilmu aksakta lainnya ).
Dari sekolah – sekolah ini, keluarlah para ulama dan sarjana yang jumlahnya cukup banyak. Demikian pula keadaannya dengan sekolah – sekolah di Himas, Halab, Kudus, dan lain – lainnya.
Lahirlah sekolah – sekolah di Mesir tedak kurang dari Syam, bahkan Jami’ah Al -  Azhar Kairo menjadi bintangnya segala galanya, tidak saja karena usianya yang lebih tua, tetapi yang terutama karena mutu ilmu yang tinggi.
Kecuali banyaknya sekolah – sekolah, juga zaman Mughol ini yang sangat istimewa dengan lahirnya “ Mausu’at “ dan “ Majmu’at” ( buku kumpulan berbagai ilmu dan masaalah, kira – kira seperti ( encyclopedia ), sehingga masa ini boleh di sebut “ Zaman Mausu’at “
-          Penyelewengan Ilmu
Dalam zaman ini, para terpelajar banyak yang melarika diri dari dunia falsafah, falak dan riyadliyat ke dunia pembahasan agama. Ini mungkin karena kebanyakan manusia telah di hinggapi penyakit dengki, sehingga mereka mengungsi kedunia agama untuk menghiburi diri sendiri.
Dalam masa Mughol ini, berbagai ilmu mereka pergunakan andakala untuk mengkhidmati agama atau mengabdi kepada khurafat. Misalnya ilmu falak mereka pergunakan untuk menetapkan waktu sembahyang sementara ilmu nujum diserahkan kepada tukang tenung untuk menjadi alat penipu manusia.[14]






      BAB III
KESIMPULAN

Masa berdirinya kerajaan Mughol berdiri sekitar 25 tahun sesudah berdirinya kerajaan Safawa. Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibukota, didirikan oleh Zahruddin Babur ( 1482 – 1530 )
Masa kejayaan kerajaan Mughol, Karajaan Mughol mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Akbar  dari 9 cucu Zahruddin babur, di antaranya yaitu :
  1. Memperluas wilayah sampai ke Chimdar, Ghind, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Binar, Bengal, Khasmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar dan Asirgah,
  2. Pertanian dan pertambangan dikembangkan sehingga tercipta komunitas petani yang sukses.
  3. Perdagangan Mughol mendapat hasil yang besar karena mengekspor hasil pertanian dan kerajinan ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia tenggata.
  4. Di bidang seni terus di tonjolkan dan dikembangkan, diantaranya yaitu karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India.
  5. Sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di antaranya yaitu : perpustakaan terus di perbesar dan di kembangkan
Masa runtuhnya kerajaan Mughol
Faktor  yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Mughol diantaranya yaitu :
·         Sebab – sebab Internal antara lain :
-          Adanya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi military Inggris tidak dapat di pantau.
-          Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elit politik yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang Negara.
-          Konflik agama yang sulit untuk diatasi pada masa pemerintahan Aurangzeb.
-          Semua pewaris tahta kerajaan setelah Aurangzeb adalah orang – orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan.
-          Perbedaan dan pertentangan antara agama islam dan agama Hindu.
-          Kehidupan mewah dan kebesaran istana yang telah menghansurkan sendi – sendi kerajaan Mughol yang pernah jadi kebanggaan.
-          Lemahnya kepribadian para Sultan.
-          Bangkitnya kerajaan – kerajaan Brahmana untuk memerdekakan diri.
-          Bangkitnya kerajaan – kerajaan islam bawahannya, juga sengan tujuan yang sama dengan kerajaan – kerajaan Brahmana.
·         Sebab – sebab Exsternal antara lain :
-          Serangan kerajaan Iran yang diperintah Nadir Syah pada tahun 1739, yang mengakibatkan terbunuhnya beribu – ribu penduduk muslim India.
-          Serangan Ahmad Khan Duranni ( Afghanistan ) pada tahun 1761, yang dapat menegakan kakuasaan Afghanistan di India kembali.
-          Adanya kekuasaan kompani Inggris, yang mulai memerintah Mughol India ketika Sultan Alam Syah berkuasa, hal ini berlangsung pada sultan – sultan selanjutnya.


                                                        





















DAFTAR PUSTAKA

-          Maryam Siti, 2004, Sejarah Kebudayaan Islam Dari Masa Klasik Hingga Modern, Yogyakarta, Lesfi.
-          Yatim Badri,1993, Sejarah Peradaban Islam ( Dinasti Islamiyah II ), Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.
-          A. Hasjmy, cet ke I 1974, cet ke II 1979, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta, PT Bulan Bintang.
-          Drs. Yatim Badri MA, dan H. D. Sirojuddin AR,1995, Sejarah kebudayaan Islam , Depapartemen Agama Jakarta, Ditjen Binbaga Islam Jakarta.                                                                                                                                                                                                               


























































































































































































































































































































































































[1] Drs. Yatim Badri MA, dan H. D. Sirojuddin AR,1995, Sejarah kebudayaan Islam , Depapartemen Agama Jakarta, Dtjen Binbaga Islam Jakarta, Hal 348.
[2] Ibid, Hal 353.
[3] Drs. Yatim Badri MA, dan H. D. Sirojuddin AR,1995, Sejarah kebudayaan Islam , Depapartemen Agama Jakarta, Dtjen Binbaga Islam Jakarta, Hal 353.
[4] Ibid, Hal 353.
[5] Ibid, Hal 354.
[6] Maryam, siti, 2004, Sejarah Peradaban Islam dari Masa klasik Hingga Modern, Yogyakarta, LESFI
[7] Drs. Yatim Badri MA, dan H. D. Sirojuddin AR,1995, Sejarah kebudayaan Islam , Depapartemen Agama Jakarta, Dtjen Binbaga Islam Jakarta, Hal 356.
[8] Ibid, Hal 159.
[9] Ibid, Hal 358.
[10] Ibid, Hal 359.
[11] A. Hasjmy, cet ke I 1975, cet II 1979, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta, PT Bulan Bintang. Hal 395
[12] Ibid, hal 397
[13] Ibid, Hal 397
[14] Ibid, Hal 398.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar